Kolam renang selalu identik dengan bau kaporit, meskipun begitu tetap
saja kolam renang menjadi tempat favorit bagi banyak orang. Adakah
bahaya dari kaporit yang terdapat di kolam renang?
Penggunaan kaporit bertujuan sebagai desinfektan bisa menjadi potensi bahaya bagi orang lain. Desinfektan berbasis klorin seperti hipoklorit, klorin atau chloroisocyanurates berfungsi untuk menonaktifkan berbagai bakteri patogen yang ada di dalam air.
Tetapi jika senyawa tersebut bercampur dengan bahan organik lain seperti urin dan keringat, maka klorin bisa melepaskan produk campuran yang dapat mengiritasi mata, kulit dan saluran udara atas.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan dari Belgia serta dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics, menunjukkan klorin yang terdapat di dalam kolam renang bisa meningkatkan risiko asma, alergi rhinitis dan demam pada orang yang rentan terhadap alergi.
Para ilmuwan meneliti 847 siswa berusia 13-18 tahun, siswa ini dibagi menjadi dua kelompok dengan masing-masing kelompok berenang di kolam renang berklorin serta kolam renang yang tidak menggunakan klorin.
Ditemukan anak-anak yang sensitif terhadap alergen lebih memungkinkan terkena asma dan alergi lain jika berenang di kolam yang mengandung klorin. Serta berenang lebih dari 1.000 jam memiliki kemungkinan 14,9 persen lebih tinggi terkena asma dan 3,5 kali lebih
besar memiliki
alergi rhinitis. Padahal selama bertahun-tahun, kolam renang telah
dianjurkan bagi orang yang memiliki asma karena udara yang lembab kurang
memungkinkan timbulnya serangan asma.
"Anak-anak yang lebih rentan terhadap alergi bisa memicu timbulnya asma, tapi masih belum jelas apakah hal ini terkait langsung dengan paparan klorin atau tidak," ujar Profesor Guy Marks dari Woolcock Medical Institute, seperti dikutip dari ABCNet, Rabu (10/2/2010).
Marks menuturkan saat ini masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan seperti itu. Tapi anak-anak sebaiknya memilih kolam renang terbuka dan bukan yang berada di dalam ruang (indoor), sehingga mengurangi kemungkinan terkena serangan asma.
Meski didapatkan risiko asma yang terkait dengan penggunaan klorin, tapi kolam renang tetap memerlukan desinfektan untuk menjaga kebersihannya. Memelihara kolam renang dengan bahan organik lain yang berkadar tinggi juga bisa menyebabkan masalah kesehatan terutama ketika suhu air lebih tinggi seperti saat musim panas. Menggunakan desinfektan memang telah terbukti secara signifikan menyebabkan kematian mikroorganisme patogen.
Selama musim panas, kolam renang harus selalu dimonitor kadar klorin dan pH nya untuk mencegah tertularnya berbagai penyakit infeksi melalui air. Namun, terkadang penyakit ini bisa tetap bertahan terutama di kolam renang umum.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam menjaga kolam renang adalah mempertahankan nilai pH dengan benar, melakukan pembersihan filter secara rutin, memastikan sirkulasi air tetap tinggi serta menjaga nilai ambang batas dari klorin dan bahan organik lain.
Untuk mencegah tertularnya berbagai penyakit dari kolam renang sebaiknya membilas diri dengan air dan sabun antiseptik sebelum dan sesudah berenang, jangan berenang jika mengalami diare atau infeksi saluran pencernaan beberapa hari sebelumnya, menggunakan baju renang yang ketat menempel di tubuh, usahakan untuk selalu buang air kecil di toilet dan biasakan cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun.
Penggunaan kaporit bertujuan sebagai desinfektan bisa menjadi potensi bahaya bagi orang lain. Desinfektan berbasis klorin seperti hipoklorit, klorin atau chloroisocyanurates berfungsi untuk menonaktifkan berbagai bakteri patogen yang ada di dalam air.
Tetapi jika senyawa tersebut bercampur dengan bahan organik lain seperti urin dan keringat, maka klorin bisa melepaskan produk campuran yang dapat mengiritasi mata, kulit dan saluran udara atas.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan dari Belgia serta dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics, menunjukkan klorin yang terdapat di dalam kolam renang bisa meningkatkan risiko asma, alergi rhinitis dan demam pada orang yang rentan terhadap alergi.
Para ilmuwan meneliti 847 siswa berusia 13-18 tahun, siswa ini dibagi menjadi dua kelompok dengan masing-masing kelompok berenang di kolam renang berklorin serta kolam renang yang tidak menggunakan klorin.
Ditemukan anak-anak yang sensitif terhadap alergen lebih memungkinkan terkena asma dan alergi lain jika berenang di kolam yang mengandung klorin. Serta berenang lebih dari 1.000 jam memiliki kemungkinan 14,9 persen lebih tinggi terkena asma dan 3,5 kali lebih
"Anak-anak yang lebih rentan terhadap alergi bisa memicu timbulnya asma, tapi masih belum jelas apakah hal ini terkait langsung dengan paparan klorin atau tidak," ujar Profesor Guy Marks dari Woolcock Medical Institute, seperti dikutip dari ABCNet, Rabu (10/2/2010).
Marks menuturkan saat ini masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan seperti itu. Tapi anak-anak sebaiknya memilih kolam renang terbuka dan bukan yang berada di dalam ruang (indoor), sehingga mengurangi kemungkinan terkena serangan asma.
Meski didapatkan risiko asma yang terkait dengan penggunaan klorin, tapi kolam renang tetap memerlukan desinfektan untuk menjaga kebersihannya. Memelihara kolam renang dengan bahan organik lain yang berkadar tinggi juga bisa menyebabkan masalah kesehatan terutama ketika suhu air lebih tinggi seperti saat musim panas. Menggunakan desinfektan memang telah terbukti secara signifikan menyebabkan kematian mikroorganisme patogen.
Selama musim panas, kolam renang harus selalu dimonitor kadar klorin dan pH nya untuk mencegah tertularnya berbagai penyakit infeksi melalui air. Namun, terkadang penyakit ini bisa tetap bertahan terutama di kolam renang umum.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam menjaga kolam renang adalah mempertahankan nilai pH dengan benar, melakukan pembersihan filter secara rutin, memastikan sirkulasi air tetap tinggi serta menjaga nilai ambang batas dari klorin dan bahan organik lain.
Untuk mencegah tertularnya berbagai penyakit dari kolam renang sebaiknya membilas diri dengan air dan sabun antiseptik sebelum dan sesudah berenang, jangan berenang jika mengalami diare atau infeksi saluran pencernaan beberapa hari sebelumnya, menggunakan baju renang yang ketat menempel di tubuh, usahakan untuk selalu buang air kecil di toilet dan biasakan cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun.
No comments:
Post a Comment